Sabtu, 29 September 2018

Sepak Bola Membunuhmu?


By : Muhammad Hasan Shiddiq

Sepak Bola Membunuhmu?
Akhir bulan september 2018 kabar duka mewarnai dunia sepak bola Indonesia. bukan karena prestasi timnas Indonesia yang kurang memuaskan, kembali lagi kasus kisruh antar rivalitas para suporter. Indonesia memang menjadi negara dengan basis supporter terbesar di dunia, fanatisme antar supporter kepada klub yang didukung juga sangat tinggi. Bukan berarti rivalitas klub sepak bola diturunkan menjadi rivalitas supporter bola. hal ini tidak adil karena satu pertandingan berlangsung selama 90 menit, perebutan gelar juara hanya berlangsung satu musim. Rivalitas suporter berlangsung sepanjang waktu, bahkan menimbulkan banyak keresahan pada masyarakat.

Sepak bola Indonesia merupakan semangat bangsa, sepak bola dapat menyatukan bangsa kita, kenapa memilih sepak bola yang memecah persatuan negara. Hal itu yang sering membuat para oknum supporter yang tidak bertanggung jawab dengan dingin menghilangkan nyawa supporter lain. Saya sendiri percaya dengan sepak bola adalah simbol persatuan bangsa Indonesia, pasti siapapun masyarakat Indonesia akan merinding ketika lagu Indonesia Raya berkumandang di stadion, baik luar negeri maupun stadion Indonesia ketika timnas Indonesia bertanding melawan timnas negara lain. bahkan militansi supporter Indonesia  sangat dikagumi oleh supporter negara lain. perhelatan AFF-U16 di Indonesia menjadi viral, ketika ada video supporter yang berada di stadion penuh. demi mendukung timnas Indonesia bahkan usia 16 tahun, bukan timnas senior. Hal ini tidak akan dijumpai di negara manapun di pertandingan tingkat junior. Saya yakin basis supporter klub besar Indonesia bisa duduk bersama dalam satu tribun dengan mendukung timnas, tetapi kenapa tidak bisa duduk dalam satu tribun menyaksikan pertandingan klub sepak bola masing-masing, kedua klub sepak bola tersebutlah yang menjadi pilar timnas Indonesia. 

Lantas masihkah kita tidak mau bersatu, mendukung klub sepak bola yang kita cintai dengan hal-hal positif, karena rivalitas supporter yang menjurus keranah anarki bukanlah budaya bangsa Indonesia yang sejati. Sepak bola menjadi hiburan serta menjadi pemutar ekonomi masyarakat, ketika sepak bola hanya dinaungi awan hitam akan membuat energy positif itu hilang. Apakah mau setiap stadion sepak bola diberi tulisan besar bahwa “sepak bola membunuhmu”, yang salah di sini adalah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menghilangkan nyawa orang lain. Buka sepak bola yang dapat menghilangkan nyawa seseorang. Ketika ada kasus pada pertandingan sepak bola, bukan sepak bolanya yang harus dihilangkan, karena sejatinya sepak bola adalah persatuan, kerjasama, konsentrasi, focus, dan taktik. Tidak ada permusuhan, provokasi, kekerasan, kebodohan, hilang control. Lantas siapa yang salah? Kita semua yang salah bukan sepak bola yang salah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar